watch sexy videos at nza-vids!

Akhirnya kuselesaikan juga tugas dinasku selama empat bulan penuh di Australi. Aku pulang mem-bawa setumpuk laporan hasil kerja yang nantinya kuserahkan pada boss. Beruntung tadi malam aku masih sempat jalan jalan di pusat kota Perth dan tak lupa mengunjungi sex boutique terbesar disana seperti yang dipromosikan teman teman. Kubeli beberapa sextoys dan puluhan dvd bokep sebagai cenderama- ta buat istri tercinta dan beberapa kolega. Harganya about lebih murah dibanding beli di dalam negeri


Pukul enam pagi waktu setempat aku terbang kembali ke negeri tercinta. Setelah alteration dibeberapa bandara akhirnya jam empat abscessed aku mendarat dibandara A Yani. Setelah kudapatkan semua barang bawaanku, aku selekasnya beranjak keluar. Kulihat istriku berdiri di ujung koridor. Mengenakan kaus ketat tanpa lengan yang dipadu blouse mini setengah paha membuat ia terlihat sangat cantik dan meng gairahkan. Ada sebatang rokok tergamit di jarinya. Kami berpelukan sejenak melepas setumpuk kerinduan. Lalu kukecup bibirnya. Setelah itu aku bermaksud mengajaknya pulang.

“ Kenalin dulu, Ko! ini Edo….” Ujar istriku menunjuk pada seorang pria muda yang berdiri tepat disisinya, sembari menghisap dalam dalam rokok A balmy mentholnya.

“ Jay…” kataku sambil mengulurkan tangan.

“ Edo” balasnya.

“ Jemput siapa nih, Do?”

“ Justru gue lagi nunggu jemputan, Bro…. Sejak tadi gue kontak kantor cabang tapi engga nyambung terus. Linenya lagi rusak kali “

“ Dimana sih tujuan elu?”

Dia menyebut sebuah kantor di jalan Gajah Mada.

“ Kebetulan itu searah dengan kami…. Mau ikut?” aku menawarkan diri.

Edo setuju lalu kami berjalan menuju tempat parkir. Sepanjang perjalanan selama yang memakan waktu kurang lebih duapuluhan menit kami saling ngobrol saling mengakrabkan diri. Ia ternyata dari Indonesia Timur. Seorang administrator pada sebuah perusahaan pembiayaan yang berpusat dikotaku ini. Meski warna kulitnya hitam keling namun terlihat wajahnya sangat ramah dan bersahabat. Ia tidak ganteng tapi cukup menarik. Edo bilang kalau dua tiga tahun sekali ia harus terbang kekantor pusat untuk memberi laporan hasil pekerjaannya dikantor cabang di NTT sana. Kuturunkan dirinya tepat didepan gedung yang ditujunya. Dan sebelum berpisah kami sempat bertukar nomor hape. Kemudian aku meneruskan perjalanan kerumah.

“ Kayaknya sekarang kamu banyak berubah deh Say….” Ujarku.

“ Maksud Koko?” tanyanya sembari mengerinyitkan dahi.

Lalu aku sampaikan padanya kalau dulunya istriku tidak suka mengenakan pakaian yang adult ditempat umum kecuali di acara pesta. Dulu ia juga bukan pecandu rokok. Dan dulu ia kurang acceptable dengan orang asing tapi tadi kayaknya ia begitu cepat akrab dengan Edo seperti sudah kenal bertahun tahun saja.

“ ahh…Koko terlalu sensi saja…. Tapi bolehkan kalau aku sedikit merubah gaya?” tanyanya sembari menghembuskan asap rokoknya yang segera terhisap keluar lewat celah jendela mobil yang sedikit dibuka.

“ Iya engga apa apa toh, Say! Aku malah tambah suka koq! Kamu jadi terlihat semakin adult dan menggemaskan aja sekarang! Oh ya…. Ayo cerita bell petualanganmu selama kutinggal!”

Kemudian dengan polos Nana menceritakan semuanya. Bagaimana ia dikerjai disebuah ruang karaoke, lalu pengalaman bercinta dengan Mark, lalu pengalaman ber three some bersama Mark dan istrinya. Dan beberapa petualangan lain. Saat menyimak pengalaman istriku bukannya aku menjadi anxious malahan aku menjadi begitu horny. Sudah tidak waraskah diriku???.

Begitu sampai dirumah, aku selekasnya menarik masuk Nana kedalam kamar. Saat itu aku benar benar sedang kasmaran. Kudekap dirinya. Menciumi bibirnya lehernya dan sepanjang lekuk tubuhnya. Satu persatu kupereteli pembalut ditubunya hingga ia telanjang bulat. Kubalikkan tubuhnya. Kulingkarkan tangan pada pinggangnya lalu kuciumi punggungnya. Ia meraih tanganku untuk mengajakku berbaring diranjang. Kuusap usap pipinya , dagunya lalu kuraba lekuk payudaranya yang sangat montok dan kencang.

Nana meraih bajuku kemudian melepasinya. Ia mulai menciumi dadaku yang sedikit ditumbuhi bulu. Kami bergulingan diatas ranjang….. saling menyentuh, menjilati, dan menghisap. Aku berguling diatas tubuhnya lalu menyurukkan muka tepat diselakngannya. Kuamati vaginanya telah basah memerah dan menganga lebar penuh hasrat birahi. Kujulurkan lidah kedalam, menggerakannya berkeliling, dan menggetarkan dinding dinding vaginanya. Saat kugelitikkan lidahku Nana melengkungkan punggung penuh rasa nikmat dan kulakukan terus menerus sampai lendir birahinya membanjir keluar.

Kutindih tubuhnya sambil melesakkan batang kemaluan yang sudah sangat tegang itu kedalam liang syurgawinya. Kugerakkan pinggul naik turun dengan sangat cepat seperti sedang kesetanan saking ka ngennya diriku padanya. Aku terus memompa seperti gerakan sebuah agent capital absolutist makin cepat…. Nana mencapai puncaknya sambil mengangkat pinggulnya keatas. Ia dekap erat erat diriku seolah olah sangat takut kehilangan.

Selanjutnya ia dekatkan mulutnya ke batang kemaluanku. Ia keluar masukkan dengan sangat gemas. Ia juga menghisapinya dengan rakus. Sebelum aku mencapai klimaks, kutarik tubuhnya dan menempat kannya diatasku. Ia mengggoyangkan pantatnya maju mundur seperti sedang menggilas pakaian. Saat itu ia tanpa sadar merendahkan tubuhnya kedepan sehingga aku dapat membenamkan mukaku kedalam belahan payudaranya dan dengan bebas dapat menghisap putingnya. Istriku terus bergerak. Aku juga mengehentak hentakkan pinggul dari bawah. Sangat liarrrrr……………….. sampai tubuh kami berge-tar dan bersama sama memancarkan cairan orgasme.

Kami beristirahat sebentar saling ngobrol sambil merokok. Kuminta istriku bercerita lagi tentang petua langan asmaranya dengan pria pria lain. Ada setidaknya enam orang lelaki yang pernah berkencan dengannya. Wuih! Ternyata istriku menjadi pecandu seks juga sekarang. Hanya dalam waktu empat bulan saja. Dan kembali aku menjadi sangat terangsang saat mendengarkannya. Penisku yang semula loyo berangsur mulai menengang dan mengeras.

Kami saling merapatkan bibir, berpagutan, saling meraba dengan tingkat perangsangan lembut. Kugelitik payudaranya dan menghisapi putingnya. Aku terus meremas dan merangsang buahdadanya sampai putingnya berdiri mengeras. Lalu beralih pada selakngannya. Kulumat dan kucumbu bagian tubuhnya yang sangat kurindukan siang malam selama empat bulan. Bulu bulu kemaluannya yang tumbuh lebat masih terawat dengan baik. Aroma khas vaginanya juga masih menjadi bau yang menya lakan nafsu birahiku. Liangnya sudah merekah bagai kelopak bunga tampak becek dan sangat licin karena lendir cintanya yang deras mengalir keluar. Kukitari bibir liang itu beberapa saat sebelum ku gelitiki klitorisnya dengan ujung lidah.

“ Ooooh! Ayolah, Koooo! “ ujarnya penuh tuntutan.

Kutarik tubuhnya membuatnya merangkak membelakangiku. Kubenamkan penisku dari belakang. Zakarku menepuk nepuk pantatnya setiap kali aku memompa vaginanya. Kunikmati denyutan denyut an dinding vaginanya yang membuat tusukanku bertambah nikmat ribuan kali. Nana terus mendesah. Setiap kali ia mendesah lebih keras aku mendorong penisku lebih dalam. Aku mengakhiri perjalanan birahinya dengan sebuah desakan kuat dan sedalam dalamnya.

“ Aaaaaagggggggccc……………!” Nana memekik penuh kepuasan.

Kutarik tubuhnya ketepi ranjang. Menelentangkan disana. Lalu kunaikkan kakinya keatas bahuku. Dalam posisi berdiri kumauki vaginanya kembali. Nana menggoyangkan pinggulnya secara mendatar setiap kali aku mendorong batang kemaluanku. Semakin absolutist goyangannya semakin menghentak hen-tak. Liang senggamanya memang luarbiasa nikmatnya sehingga aku ingin menikmatinya semalaman. Namun karena sudah sangat terangsang akhirnya kami sama sama menjerit penuh ketegangan disertai memancarnya lendir orgasme kami dalam waktu yang hampir bersamaan.

Dua hari kemudian…..

Siang itu Nana menelpon saat aku sedang menyelesaikan laporan di kantor. Tidak seperti biasanya. Pasti ada hal yang appropriate pikirku. Ternyata memang benar adanya.

“ Ko….. tadi Edo kontak ke hapeku. Ia bilang kalau pesawatnya dicancel sampai besok sore… Dia juga bilang lagi kesulitan mencari auberge untuk sekedar transit……… Kalau…………”

“ kita suruh ia nginap dirumah aja bagaimana, itu baron maksud elu?” potongku.

“ Iya…ya Ko….… kasihan baron kalau ia bener bener ga dapat hotel?” jawab istriku yang tiba tiba menjadi sangat perhatian.

“ Kasihan dia apa kasihan kamu, Na? Apa kamu pingin nyoba pisang hitam panjang nih?”

“ Engga…engga! Masa Koko berpikir begitu sih?……Gimana Ko, boleh engga Edo kita suruh nginap dirumah?” kata istriku terus membujuk.

Akhirnya aku menyerah juga.

“ Ya bolehlah kalau kamu emang menyukainya”

“ Kamu memang suami yang luarbiasa Kooo……! Trim’s ya….. I adulation you! Cup! Cup!Cup!”

Lalu blast diputus. Saat itu jam satu lewat duapuluh menitan. Akupun sibuk meneruskan pekerja anku. Sekitar jam empat mendadak aku pingin nelpon ponsel istriku sekedar menyapanya. Tapi sedang tidak diaktifkan. Kucoba beberapa kali namun tetap tidak bisa. Lalu kucoba menghubungi kantornya . Kebetulan aku sudah mengenal abettor yang bertugas saat itu.

“ Hallo Shanti! Nana ada?”

“ Engga tuh Mas Jay. Hari ini doi cuman dating lalu berpamitan mau jenguk famili yang sakit”

Hah? Family sakit? Apa pula ini??? Aneh…….!

“ apa engga jalan bareng toh Masss?” Tanya Shanti sedikit ragu.

“ Engga sih Shan… gue lagi sibuk dikantor…..okey gitu dulu, Shan……….. thank’s yaaaa”

Lalu kuputuskan kontak.

Sialan! Bener bener istriku jadi binal! Pasti ia telah bersama Edo seharian ini. Atau mungkin sejak kemarin.

“ Dasarrrr wanita gatel!” Omelku dalam hati.

Membayangkan keduanya lagi bercinta membuat aku terangsnag sendiri sehingga kucoba mempercepat pekerjaanku yang masih setumpuk. Namun baru jam setengah tujuh malam aku bisa merampung kannya.. Secepat kilat kupacu mobilku menuju rumah. Dibenakku hanya ada keiginan untuk melaku-kan three some dengan istriku dan Edo Hari sudah mulai gelap saat aku sampai. Teras rumahku sudah terang benderang oleh temaramnya lampu yang dinyalakan. Nana keluar menyambutku. Ia menyapaku dengan senyuman yang sangat manis dan manja. Kami berciuman sejenak sebelum kutarik masuk tubuhnya. Saat itu ia hanya mengenakan gaun tidur archetypal bathrobe dari bahan glassy yang dihiasi renda renda dibagian dadanya. Putingsusunya tampak menyembul dan tercetak jelas pada gaun itu sehingga dengan mudah kutebak kalau ia tidak mengenakan pakaian dalam. Masih tersisa peluh didahinya seba-gaimana seseorang yang habis berolah raga atau bekerja keras.

“ Habis kerjaaa keras nih!” sindirku.

“ AH! Koko bisa aja” sahutnya dengan pipi yang tersipu.

“ Edo dimana, Na?”

“ Kayaknya lagi mandi….”

Kutarik tangannya menuju daybed yang ada diruangan tengah. Mengajaknya berciuman sebentar sebelum kulanjutkan bertanya, “ lelaki itu hebat, Na?”.

Ia tidak menjawab hanya membeliakkan mata kearahku.

“ Berapa kali kamu dapat klimaks? Enam delapan?” sambungku yang juga tidak dijawabnya.

Kembali kulumat bibirnya dan mulai menggerayangi bagian dadanya. Nana menolak dengan halus karena ia ingin aku mandi terlebih dahulu sementara ia akan menyiapkan makan malam. Aku setuju.

Selesai mandi aku keluar menuju ruang tengah dengan mengenakan bathrobe mandi dan celana dalam saja. Edo dan istriku sudah ada dimeja makan menungguku. Kemudian kami bersantap malam sambil berbincang bincang mengenai banyak topic. Setlah selesai Nana memunguti piring piring kotor untuk dibawanya kedapur sementara aku dan Edo melangkah ke ruang tengah. Aku duduk di daybed panjang sedang ia duduk disofa distinct diseberangku.

“ Bagaimana istriku, Do?” tanyaku dengan aught sengaja kupelankan agar tidak terdengar oleh Nana yang masih sibuk mencuci piring.

“ Luar biasa, Jay! Elu bener bener suami yang sangat beruntung punya bini secantik dia…. “

“ Berapa kali kalian melakukannya?”

“ Mungkin lima atau enam kali aku engga ingat… soalnya “V” bini elu sungguh sangat nikmat kenyal dan pulennnn…. Belum lagi servicenya yang benar benar luarbiasaaa…. Aku jadi ketagihan be-rat padanya!”

“ Sialan kalian! Lagi ngomongin gue yaaa!” omel Nana yang mendadak telah beridiri di sisiku. Ia lalu kutarik duduk disebelahku.

“ Edo bilang aku suami yang beruntung punya bini sesempurna dirimu, Say….” Ujarku.

“ Biasa lelaki kalau ada maunya pasti ngumbar rayuan mauttt”

“ Bukan gitu Na…. tapi emang kamu istri yang sangat sempurna…..” lanjutku seraya menempel kan bibir kebibirnya.

Istriku kembali menolakku dengan halus karena ia mengusulkan untuk lebih dulu menonton dvd porno yang kubeli di Perth bounce hari. Aku kembali setuju. Dan dengan santai kami nikmati adegan adegan penggugah nafsu itu bertiga. Belum sampai selesai blur yang kami tonton ketika kulihat Nana mulai tidak tenang duduknya. Berkali kali ia geser geser dan ubah ubah posisi kakinya sepertinya ada sesuatu yang aneh dipangkal pahanya.

Kuciumi lehernya sambil merabakan tangan pada tonjolan buahdadanya yang masih terbalut bathrobe satinnya. Kali ini istriku tidak menolak. Bahkan ia sangat menikmati ciuman dan remasanku. Putingnya menjadi semakin mengeras dan semakin menyembul. Dengan sangat gampang kutarik lepas tali pengi-kat kimononya kemudian menyibakkan ujung ujungnya kekanan kekiri. Kutatap dengan penuh kekagu man kedua payudaranya yang montok dan ranum sebelum kujilat jilat serta kuhisapi. Ketika kuselipkan tangan pada pangkal pahanya kutemukan sebuah celah yang sudah sangat becek penuh lendir birahi.

“ Uuuhhhhfsss……….” Desahnya perlahan namun terdengar sangat nikmat.

Nana meraih kepalaku lalu mengiringnya kearah selakangannya. Akupun menurut. Sembari bergerak kuciumi setiap bagian tubuhnya yang kulewati. Perutnya. Pusarnya. Bulu bulu kemaluannya yang lebat. Dan bongkahan vaginanya yang membulat sempurna bak cangkang penyu. Kutelusuri bibir liang yang telah terkuak lebar itu kemudian kujulurkan lidah menggelitik kelentitnya yang telah sangat menonjol.

Istriku menggerinjal serta melenguh sangat nikmat setiap aku melakukannya.

Edo bangkit mendekati kami dengan tubuh yang sudah bertelanjang bulat. Batang kemaluannya yang hitam panjang dan kekar itu terlihat sudah sangat tegang. Mendongak minta jatah. Ia mengajak istriku berciuman. Tanganya mulai meremas remas buahdada istriku sementara tangan istriku telah menggeng gam batang kemaluannya.

Kujulurkan lidah dan kubenamkan berulangkali pada liang yang tanpa ujung itu. Kutusuk tusukkan sambil menikmati setiap aliran lendir asmaranya. Desah mulut Nana menjadi semakin keras terdengar.

Edo bangkit menyodorkan kemaluannya kemulut Nana. Batang sepanjang duapuluhan centi itu disam- but istriku dengan lidah yang terjulur. Lalu dengan sangat lahap istriku mulai mengulumnya.

Kusibakkan bathrobe mandiku dan memelorotkan celana dalamku. Kugenggam dan kuurur urut otot sepanjang limabelas centi yang meyembul diantara pahaku sambil menyaksikan istriku sedang melu-mat penis hitam Edo yang panjang itu penuh nafsu. Aku menjadi semakin terangsang dan ingin segera menyetubuhi istriku. Kuangkat kedua kakinya kemudian kudorong batang kemaluanku kedepan mem-benamkannya dengan penuh perasaan kedalam liang syahwatnya.Sambil menikmati setiap gesekan lem but dengan dinding dinding dalam vaginanya. Inci demi inci. Sekonyong konyong aku disergap berjuta juta gelombang kenikmatan selama proses pemasukan itu. Bermula dari ujung penisku lalu menjalar kebatangnya….. lalu menyebar keseluruh bagian tubuhku. Selanjutnya kucoba mengeksplorasi kenik-matan yang lebih besar dengan tak henti hentinya menggali….. menggali….. dan menggali liang itu lebih dalam lagi. Sementara itu istriku masih asyik mengulum atramentous assistant yang ada dalam genggam- an tangannya. Nana terus menerus mengerang nikmat saat tubuhnya bergoyang maju mundur diom-bang ambingkan gelombang birahi yang kuciptakan. Kemudian ia mengejan. Seluruh otot ditubuhnya berkontraksi hebat saat dirinya dilanda puncak ketegangan. Ia menjerit panjangggg pada saat badai orgasme tiba tiba meledak dan menyambar dirinya!. Cairan kenikmatannya memancar dan melumasi seluruh batang ke-maluanku yang masih terbenam disana.

Kami berganti posisi. Aku duduk disofa sedangkan Nana menyurukkan mukanya keselakanganku, ia menghisapi dengan lahap batang kemaluanku yang masih basah kuyub oleh lendir orgasmenya. Edo giliran yang menyetubuhi istriku dari belakang. Benda sepanjang sembilan inci itu digerakkan masuk keluar dengan sangat cepat. Terdengar suara “ plok!plok! plok!” setiap kali zakar Edo menepuk nepuk pantat istriku.

“ Oooghttt….oooghffff….” desah istriku tanpa melepaskan batang kemaluanku dari mulutnya. Dan setiap kali istriku mendesah lebih keras Edo melesakkan batang kemaluannya lebih dalam lagi. Edo tidak membiarkan dirinya segera mencapai puncak. Ia menarik diri lalu menelentangkan tubuh is-triku diatas sofa. Ia buka kedua kaki istriku lalu menaikkannya keatas bahunya sambil membenamkan kembali batang kemaluannya. Keduanya bergerak dalam irama yang selaras melaju dengan pasti menu-ju ke puncak tertinggi. Istriku tampak begitu menikmati setiap hujaman kemaluan Edo. Ia menyambut dengan goyangan pinggulnya yang menghentak hentak. Denyutan nikmat yang diciptakan Nana mem-buat Edo tambah bersemangat. Ia percepat gerakan keluar masuknya seperti sedang memacu seekor ku-da balap. Terdengar napas keduanya terengah engah saling mengerang dan melenguh penuh nikmat.

Beberapa menit kemudian istriku kembali memekik penuh kepuasan sambil mendekap erat erat tubuh Edo. Sementara itu Edo masih memompa dengan sangat cepat berusaha secepatnya mencapai klimaks. Beberapa detik sebelum terjadinya pancaran klimaks, Edo mencabut penisnya kemudian menghampiri wajah istriku. Ia merancap dengan sangat cepat sampai terdengar lenguhannya yang keras ketika ujung batang kemaluannya menyemburkan cairan kental berwarna putih pekat yang sengaja diarahkan kebibir Nana. Setelah mereda, istriku kembali menjilati ujung kemaluan Edo sampai bersih.

Aku sejak tadi hanya bisa berdiri menyaksikan pergulatan keduanya sambil mengurut urut batang kema luanku sendiri. Melihat celah vagina Nana yang menganga dan mengkilap karena lendir birahinya mem buat aku sangat terangsang dan ingin memasukinya. Selanjutnya ku tancapkan dengan sangat bernafsu. Meskipun liang senggama itu kini terasa sedikit longgar namun tetap saja mampu memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kulumat liang itu dengan sangat bergairah.

Nana kembali menggoyang pinggulnya membuat liang vaginanya bertambah nikmat ribuan kali. Aku semakin kesetanan saat menyetubuhinya. Apa yang kulakukan rupanya menyebabkan menyalanya kem bali gairah istriku. Sehingga kini kami berdua saling menuntut kepuasan puncak dengan saling mengge sek dan meraba. Sekian menit kemudian kupercepat gerakan pinggulku saat terasa desakan sangat kuat diujung penisku. Istriku memekik dengan keras ketika ia lebih dahulu sampai di puncak. Nyaris berbare ngan kurasakan ujung penisku bergetar hebat. Sehingga kucoba menekan pinggul lebih dalam lagi. Akhirnya batang kemaluanku menggelepar gelepar sembari memuntahkan cairan kenikmatan dalam ju mlah yang sangat banyak diantara himpitan liang vagina Nana. Saking banyaknya hingga meluber kelu ar dan meleleh diatas sofa.

Setelah membersihkan diri, kami melanjutkan permainan didalam kamar. Secara bergantian aku dan Edo menggarap vagina Nana. Malam itu belasan kali istriku mencapai klimaks disertai jeritan panjang penuh kepuasan.

Nikmatnya Istri Teman

Hari minggu itu aku (Jeje, 27 tahun) udah janjian ma temenku yang bernama Novan (27 tahun) mau jalan ke rumah temen-temenku semasa kuliah dulu. Novan adalah salah satu temen kuliahku dulu, dan kini udah berkeluarga sementara aku masih bujangan. Tapi sejak setaun pernikahaannya dengan Shanti (23 tahun) masih belum juga punya momongan. Shanti adalah adik tingkat kami semasa kuliah dulu. Novan saat ini tinggal di rumah mertuanya (keluarga Shanti) di sebuah ibukota propinsi. Makanya sore itu aku jemput dia di rumah Shanti. Tapi setibanya di situ, Shanti bilang kalau Novan baru saja pergi nganter ibu dan bapak mertuanya ke rumah saudaranya untuk sebuah keperluan. Shanti sendiri nggak ikut lantaran sore itu dia ngedadak agak meriang. "Tunggu aja dulu deh, Je," kata Shanti padaku. Karena udah terbiasa main ke rumahnya, akupun langsung aja nyelonong masuk ke ruang tv. "Kamu sendirian aja nich Shan di rumah. Mana pembokat lu?" tanyaku sambil langsung rebahan di karpet biru di depan tv. "He-eh nich, tadinya aku mo ikut ma Mama. Tapi nggak tau kenapa tiba-tiba meriang gini. Si Ani (pembokatnya) lagi pulang kampung tuh," ujar Shanti sambil bawain aku minuman hangat. "Lu masuk angin ya Shan?" tanyaku sambil nyeruput segelas teh hangat yang disediain Shanti. "Minum obat dong Shan," kataku lagi sambil ngeliat ke arah Shanti yang duduk bersila di atas kursi, sementara aku masih rebahan di karpet. "Atau dikerokin tuh, biar anginnya pada mabur," ujarku bercanda. "Maunya sih, tapi si Ani-nya lagi nggak ada nich," kata Shanti. "Suami lu dong suruh ngerokin" kataku lagi. "Huu boro-boro mau ngerokin, suruh mijatin ajapun males-malesan," ujar dia. "Gua yang ngerokin mau nggak?" kataku bercanda. "Mau sih, tapi malu ah," Shanti tertawa geli. "Ngapain mesti malu ama gua, gua kan temen suami lu." kataku sambil nggak yakin kalau Shanti bener-bener mau kukerokin. "Nggak ah, nggak mau dikerokin. Pijitin aja deh Je kalau lu mau. Ntar gua bingung ditanya Novan siapa yang ngerokin." pinta Shanti sambil terkekeh. Aku langsung nyuruh dia duduk di lantai nyandar ke kursi. Sementara aku duduk di kursi tepat di belakang punggungnya. Shanti dan aku nggak ada perasaan apa-apa, makanya dia mau aku yang mijatin. Sambil ngobrol kesana-kemari, aku terus mijatin pundak ma leher bagian belakang Shanti. "Ke bawah dikit dong Je. Ke punggungnya." pintanya sambil ngegeser duduknya agak maju. Aku nurut aja, sambil terus mijatin dia yang sambil nonton tv. "Lu lepasin tali BH-nya dong, ngehalangin nih," kataku. Shanti langsung ngelepas BHnya dan ngeletakin begitu aja di sampingnya. Aku mulai mikir yang ngeres-ngeres ngeliat BH Shanti segede gitu. Aku ngebayangin berarti gede juga isi BH itu. "Aku sambil tiduran ya Je." pintanya sambil terus telungkup di atas karpet di depan tv. Aku pun turun dan duduk disamping tubuhnya. Aku mulai mandangian pantatnya yang gempol, lalu turun ke bagian pahanya yang terlihat putih karena Shanti waktu itu cuma pake celana pendek doang. Tanganku mulai kupermainkan agak nakal sedikit, sambil berharap ngeliat reaksi Shanti. Persis di dipunggung dibelakang bagian toketnya, aku mulai sedikit nakal memainkan jari-jariku. Kuturunkan sedikit jari-jariku supaya meraba sedikit saja bagian toketnya. "Geli ih Je," ujarnya tapi diam saja. "Kena ya? Sorry deh Shan" ujarku pura-pura kaget. Shanti diem aja dengar jawabanku itu. "Shan, buka aja deh kaosnya," pintaku. "Nggak ah, ntar Novan dateng gimana?" tanyanya ragu. "Ya cepet-cepet di pake lagi dong ntar." jawabku singkat. Agak sedikit malu kulihat wajah Shanti ketika dia duduk sebentar dan membuka kaosnya dan cepat-cepat telungkup lagi. Pikiranku saat itu bener-bener ngeres banget. Ingin rasanya aku memeluk Shanti dan merasakan hangatnya tubuh istri temenku itu. Tapi aku malu. Dengan sedikit ragu, aku mulai memberanikan diri untuk meremas bagian pinggir-pinggir toket Shanti dari belakang. Shanti terlihat agak kaget melihat kenekatanku, tapi dia diam saja. Malah sedikit-sedikit Shanti membiarkan jari-jariku nyelusup makin meremas toketnya itu. "Geli Jee,,," Shanti agak mengerang. "Sorry ya Shan, aku bener-bener nggak tahan pengen megangin tetek kamu," kataku aga gemetar. "Nggak apa-apa kan Shan, Sorry ya," kataku semakin gemeteran. Shanti begitu mendengar pertanyaanku itu, tanpa kusangka menggeleng pelan. Birahiku yang semakin meningkat, tak mampu lagi aku tahan. Kuraih tubuh Shanti agar sama-sama duduk dan kubalikan badannya agar menghadapku. Cepat-cepat aku tempelkan bibirku ke bibir Shanti. Shanti yang masih keliahatan kaget melihat kenekatanku, terdiam dan mulai bereaksi dengan membalas ciumanku. Seperti orang kesurupan, kami yang sama-sama sedang nafsu dengan cepat saling menjilat bibir kami masing-masing. Tanganku pun dengan cepat meremas toket Shanti sementara tangan Shanti terus mengusap-ngusap bagian punggungku yang kini sudah telanjang dada. Kuraih tubuh Shanti agar berdiri. Dan dengan satu tanganku, ku tarik celana pendek Shanti agar melorot ke bawah. Shanti tak diam ketika tanganku sudah menarik celana pendeknya termasuk CD-nya juga. Dia dengan gugupnya membuka kancing celana jeanku dan menarik turun resleting celanaku. Aku membantunya dengan menurunkan sendiri celana dalam dan jeanku hingga kami sama-sama telanjang saling berpelukan dalam posisi masing-masing berdiri. "Masukin ya Shan," pintaku ketika tangan Shanti dengan ganasnya meremas-remas kontolku yang sudah sangat tegang itu. Shanti hanya mengangguk pelan ketika kontolku kuarahkan kebagian selangkangan Shanti yang sudah sangat basah itu. "Shhhh,,,, ahhh.." Shanti mengerang. "Ahhhh,,, cepetan Je, ntar Novan keburu dateng,,," katanya sambil terus merenggangkan selangkangannya. "Ahhhhh,,, Shannnn...." kataku tak tahan merasakan kocokan tangan Shanti di kontolku. Dengan posisi terus berdiri, kontolku kini sudah tepat di depan memek Shanti yang basah. Pelan-pelan kumasukan dengan bimbingan tangan Shanti. "Pelan-pelan Je,, ahhhh,,,,ahhhhh,,, Jeeee......." Shanti mengerang sambil memelukku erat sekali ketika kontolku mulai menancap ke dalam vagina itu. "Shaaaan,,,,, ahhhh,,,, ahhhh,,,,," erangku merasakan nikmatnya menyetubuhi istri temanku itu. "Cepat Jeeee,,, cepetin lagi keluar-masukinnya Jeeee,,,,,," Shanti merengek seperti seorang bayi yang minta cepat-cepat disusui oleh ibunya. "Iya Shaaaan,,, segini enak Shaann,,," tanyaku sambil kuisapi lidah Shanti yang menjulur-julur keluar dari mulutnya. Shanti hanya menganggung mengiyakan pertanyaanku. "Jeeee,,,, aku pengen keluar Jeee,,,, lebih cepet lagi Jeeee,,,," pinta Shanti sambil tubuhnya menggelinjang kekiri-kekanan. Aku yang sebenernya juga sudah pengen keluar, semakin mempercepat kocokan kontolku keluar-masuk memek Shanti yang seluruh tubuhnya sudah kelihatan menegang hebat sekali. "Aaauuuu,,,,, Jeeee,,,, aku keluar Jeee,,,,," Shanti meregang sambil menggigit pundakku. "Aku juga Shaaaann,,,," kataku juga hampir bersamaan. Kupeluk tubuh Shanti yang kelihatan sangat kecapaian, Shanti tersenyum ketika keningnya aku cium. "Makacih ya Je,,," bisiknya sambil senyum-senyum. "Iya, makasih juga Shan,,," kataku sambil terus kupeluk dia. Lama kami saling berpelukan masih dalam keadaan telanjang sambil duduk di depan tivi di atas karpet. Tiba-tiba Shanti meraih BH dan kaosnya. Dengan manjanya, dia minta dipakaikannya olehku. "Pakein dong Jee,, ntar keburu dateng suami gua lho." pintanya. Aku langsung memakaikan BH dan kaosnya sambil tanganku mencari-cari kesempatan untuk meremas toketnya yang sudah sedikit mengendur lagi. "Udah ah,,, besok-besok kan bisa lagi Je..." Kini kami sudah saling memasang pakaian masing-masing, tapi kami sepertinya masih tak ingin terpisahkan. Kami masih saling berpelukan di atas kursi ketika suara mobil kijang yang dikemudikan Novan terdengar memasuki halaman. Shanti buru-buru bangkit dari pelukanku. "Novan dateng," bisiknya padaku. Sambil bangkit, dia sempat mencium pipiku sekali saja. "Besok-besok lagi ya Jee,,," katanya manja. Aku hanya mengangguk sambil merhatiin Shanti yang terus berlari ke arah pintu depan. Aku masih duduk sambil nonton tv ketika si Novan menyapaku. "Yuk, langsung cabut Je. Anak-anak udah pada nunggu nih. Lu udah lama ya? Sorry brur aku nganter mertuaku dulu tadi," katanya tanpa kutanya. Shanti yang denger itu bilang "Iya tuh, si Jeje udah dari tadi nungguin lu Van. Buruan sana pergi, ntar keburu bubaran deh acaranya," kata Shanti sambil menggandeng tangan suaminya dengan mesra hingga ke pintu depan rumahnya .
TAMAT..
Nikmatnya meiki Desi

Ini adalah pengalaman pertama saya melakukan hubungan seksual. Kebetulan pula wanita itu juga baru pertama kali melakukannya. Dia adalah pacar saya. Sebutlah namanya Desi. Memang dia sudah beberapa kali saya ajak ke rumah saya. Tapi setiap kali ke rumah, kami hanya sekedar tiduran dan paling jauh cuma ciuman saja. Ceritanya bermula ketika untuk kesekian kalinya dia saya ajak main ke rumah. Awalnya seperti biasanya kami cuma cium-ciuman saja. Cium pipi, cium bibir, hal biasa kami lakukan. Entah setan apa yang lewat di benak kami. Tangan kami mulai berani meraba-raba bagian lain, sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh dua insan yang belum menikah. Ketika tangan saya meraba payudaranya (kami masih berpakaian lengkap), dia sama sekali tidak menolak. Ini membuat saya sedikit lebih berani untuk meremas payudaranya sedikit lebih keras. Ternyata dia menikmatinya. Saya mencoba untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kali ini tangan saya perlahan-lahan saya arahkan ke bagian selangkangannya. Dia masih tidak menolak. Saat itu dia memakai celana panjang dari kain yang tipis, jadi saya bisa merasakan lembutnya bibir kemaluannya. Tanpa saya sadari tangannya juga telah mengelus-elus selangkangan saya. Mungkin karena pikiran saya terlalu tegang, sampai-sampai saya kurang memperhatikannya. Kurang masuk akal memang. Tapi itulah yang terjadi. Kepasrahannya semakin melambungkan kekurangajaran saya. Tangan saya mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Saya kembali meremas-remas payudaranya. Kali ini langsung menyentuh permukaan kulitnya. Saya lakukan sambil mencium lehernya dengan lembut. Suara desahan lembut mulai terdengar dari bibirnya, di saat saya menyelipkan tangan saya ke balik celana dalamnya. Ada sedikit rasa ragu ketika meraba bibir kemaluannya secara langsung. Saya kumpulkan segenap keberanian saya yang tersisa. Jari tengah saya, saya tekan sedikit demi sedikit dan perlahan ke belahan kemaluannya. Saat itulah dia tersentak dan menahan tangan saya. Dia menatap mata saya. "Jangan dimasukkan ya Mas", katanya. Saya hanya tersenyum dan mengangguk. Serta merta dia mencium bibir saya. Sementara jari saya masih mengelus-elus bibir kemaluannya. Lendir yang membasahi dinding vaginanya, mulai merembes hingga ke bibir kemaluannya. Saya mencoba memintanya untuk menyentuh dan memegang kemaluan saya. Ternyata dia tidak menolak. Terlihat jelas di raut mukanya, dia sedikit gugup ketika membuka rensleting celana saya. Dan seakan malu memandang wajah saya ketika dia mulai menggenggam kemaluan saya. Untuk mengurangi ketegangannya saya mencium bibirnya. Selama lebih dari setengah jam kami hanya berani melakukan itu-itu saja. Kemudian saya beranikan diri untuk mengajaknya menanggalkan semua pakaian. Dia terlihat ragu, dan hanya menunduk. Mungkin dia ingin menolak tapi takut membuat saya kecewa. "Kamu bener berani tanggung jawab", katanya lagi. Saya terdiam sejenak dan kemudian mengangguk. Padahal dalam hati, saya bertanya-tanya, benarkah saya mampu bertanggungjawab? Dia menanyakannya sekali lagi. Dan saya mengiyakannya untuk kedua kalinya. Diapun mulai melepaskan kancing bajunya. Ketika saya membantunya, dia menolak. "Biar Saya sendiri saja..., Kamu lepas bajumu.", sahutnya. Saya menurut saja. Dan tak lama kemudian, tak ada selembar benangpun pada tubuh kami. Telanjang bulat, walaupun dia masih menutupi payudaranya dengan tangan dan menyilangkan pahanya untuk menutupi kemaluannya. Saya memeluknya sambil berusaha menurunkan tangannya. Dia menurut, saat saya kembali meremas payudaranya dengan lembut. Kali ini tanpa diminta dia mau memegang kemaluan saya sambil mengelus-elusnya. Entah karena terangsang atau karena saya mengatakan mau bertanggung jawab tadi, dia menuntun tangan saya untuk mengelus selangkangannya. Agar dia tidak merasa malu, saya terus mencumbunya. Dia menikmatinya sambil menekan jari saya ke bibir kemaluannya, yang saya rasakan semakin basah oleh lendir. Dia kemudian merebahkan tubuhnya. Dan saya pun merebahkan tubuh saya di atas tubuhnya. Kami kembali bercumbu. Kali ini sedikit lebih liar. Suara desahan terdengar lebih nyaring daripada sebelumnya, ketika saya mencubit clitorisnya. Ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya mencoba "minta ijin" padanya untuk berbuat lebih jauh. Dia mengangguk sambil sedikit meregangkan belahan pahanya. Setelah "mendapatkan ijin", saya mencoba memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Tapi sulitnya luar biasa. Berkali-kali saya coba, tetapi belahan itu seakan-akan direkatkan oleh lem yang kuat. Ujung kemaluan saya sampai sakit rasanya. Dan dia pun meringis kesakitan, sambil sesekali memekik kecil, "Aduh..., aduh". Saya sedikit tidak tega juga. Saya hentikan sejenak usaha saya itu, sambil kembali mengelus bibir kemaluannya, agar sakitnya sedikit berkurang. "Masih sakit?", tanya saya. "Udah nggak begitu sakit", jawabnya. Saya mencobanya lagi. Kali ini saya minta dia membuka bibir vaginanya lebih lebar. Tetapi masih susah juga. Padahal kata teman-teman saya yang sudah sering berhubungan seks, kalau sudah basah pasti gampang. Kenyataannya ujung kemaluan saya sampai sakit gara-gara saya paksa masuk. Saya hampir putus asa. Kemaluan saya mulai lemas lagi karena saya menjadi kurang konsentrasi. Tiba-tiba saya teringat bahwa saya pernah baca di majalah, ada jenis selaput dara yang sangat elastis dan relatif lebih tebal daripada yang normal. Kepercayaan diri saya mulai timbul lagi. Saya "mengusulkan" padanya, pakai jari saja dulu. Maksud saya supaya agak lebar lubangnya. Dia setuju saja. Walaupun saya sadar selaput dara itu justru akan robek karena jari saya, bukan karena kemaluan saya, cara itu tetap saya lakukan. Dari pada kami (terutama dia) kesakitan, lebih baik begini. Mulanya saya hanya menggunakan jari kelingking. Dia hanya mendesah sambil menggigit bibirnya. Kemudian saya lakukan dengan jari tengah, sambil menggerakkannya naik turun. Dia masih hanya mendesah. Kemudian saya masukkan jari tengah dan telunjuk ke liang vaginanya. Dia menjerit halus sambil menahan tangan saya agar tidak masuk lebih dalam. Setelah dia melepaskan tangannya baru saya lanjutkan lagi dengan sangat perlahan. Setelah yakin sudah cukup, saya mencoba kembali memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Saya menyibakkan bibir vaginanya, sementara dia mengarahkan kemaluan saya. Memang sedikit lebih mudah sekarang. Tapi tetap saja dia merintih kesakitan. Sayapun masih merasakan sakit. Kemaluan saya seperti diperas dengan sangat keras. Setiap kali merasakan sakit (dan mungkin perih), dia menahan "laju" masuknya kemaluan saya. Sayapun hanya berani melakukannya dengan gerakan perlahan. Hati saya benar-benar tidak tega melihatnya merintih kesakitan. Tapi pada akhirnya kemaluan saya bisa masuk seluruhnya. Saat pertama kali berhasil masuk, saya belum berani menariknya kembali. Kami hanya berciuman saja, supaya rasa sakit itu reda dahulu. Setelah itu baru saya berani menggerakkan pinggul saya maju mundur, tapi masih sangat pelan. Sementara tangannya tampak memegang erat ujung bantal, sambil terpejam dan mengigit bibirnya. Setelah beberapa lama, kami berganti posisi. Kali ini saya berada di bawah, sementara dia duduk di atas saya. Dia saya minta menggerakan pinggulnya naik turun. Dia hanya beberapa kali melakukannya. Dan berkata, "Aku nggak bisa", sambil berguling ke samping saya. Saya memeluknya dan mengelus rambutnya serta mencium keningnya. Kemudian kembali merapatkan tubuh saya ke atas tubuhnya. Saya memasukkan kembali kemaluan saya ke liang vaginanya. Kali ini gampang sekali. Di dorong sedikit langsung bisa masuk. Dan dia pun tidak lagi merintih kesakitan. Hanya mendesah halus. Saya kembali menggerakkan pinggul saya maju mundur. Saya coba lebih cepat. Rasanya licin sekali. Saya merasakan diantara kemaluan kami sangat basah oleh lendir bercampur keringat. Saya terus melakukannya sambil mencium bibirnya. Kali ini dia lebih erotis. Dia sangat suka menghisap-hisap lidah saya, yang sengaja saya julurkan ke dalam mulutnya. Sementara tangannya tak henti-hentinya mengelus punggung dan pantat saya. Sesekali saya jilati puting susunya dengan lidah saya. Namun dia lebih suka kalau saya menghisap putingnya itu. Sebenarnya saat itu saya kurang berkonsentrasi. Pikiran saya masih terbagi. Saya masih berpikir agar tidak membuat dia kesakitan. Mungkin karena itu saya bisa bertahan agak lama. Kalau tidak mungkin saya sudah mengalami ejakulasi. Setelah cukup lama, tiba-tiba dia menyentakkan pinggulnya ke atas sambil menekan pantat saya. Saya tidak tahu apakah saat itu dia mengalami orgasme atau tidak. Tapi yang jelas dia menahan posisi itu cukup lama. Setelah itu dia bilang bahwa dia capek. Saya pun mengerti, dan walaupun belum mengalami ejakulasi, saya mengeluarkan kemaluan saya dari liang vaginanya, dan tidur telentang di sampingnya. Sekilas saya lihat, di bibir kemaluannya ada lendir putih yang ketika saya pegang terasa kental dan lengket, namun tidak kesat seperti halnya sperma. Sepertinya dia tahu kalau saya belum puas (yah namanya juga kurang konsentrasi). Dia duduk di sebelah saya sambil kemudian menggenggam kemaluan saya. Perlahan-lahan dia menggerakan tangannya naik turun. Saya sangat menikmati perlakuannya ini. Payudaranya kembali saya elus-elus. Sesekali saya permainkan putingnya dengan jari. Kali ini saya tidak bisa bertahan lama. Ketika gerakan tangannya semakin cepat, saya merasakan geli yang luar biasa di ujung kemaluan saya. Dan saya pun akhirnya mengalami ejakulasi. Dia menampung sperma saya dengan telapak tangannya. Kemudian membersihkan sisanya dengan tissue. Setelah mencuci tangan serta kemaluannya, dia kembali ke kamar dan mencium saya. Dia kemudian merebahkan kepalanya di dada saya. Sementara saya mengelus-elus rambutnya. Saat membenahi kamar sebelum mengantarnya pulang, pandangan saya tertuju pada bekas tissue yang sebagian juga digunakan untuk membersihkan sisa lendir kemaluannya. Terlihat bercak-bercak merah pada beberapa lembar tissue, tetapi tidak banyak. Saya memandangnya dan bertanya, "Masih berdarah nggak?". Dia menggeleng, dan menjawab, "Sudah nggak lagi, tadi sudah aku cuci". Setelah itu saya mengantar dia pulang. Kalau tidak salah waktu itu sudah sekitar jam sembilan malam. Saat perjalanan kembali pulang, saya berpikir. Dia sudah mengorbankan miliknya yang paling berharga kepada saya. Dia berkorban karena dia percaya pada saya. Belum pernah dalam hidup saya, ada orang yang begitu percayanya pada saya. Bahkan jauh melebihi kepercayaan orang tua saya, yang lebih sering memberikan uang belaka daripada sebuah kepercayaan yang tulus. Kepercayaan yang diberikannya adalah pemberian yang tak ternilai harganya. Saya berharap kebersamaan kami dapat terjalin selamanya.
TAMAT
Nikmatnya Ngeseks Dengan Pembantu

Namaku sebut saja Ryan, seorang mahasiswa sebuah PTS di kota S yang bertampang lumayan tampan dan suka dengan petualangan cinta dan seks. Aku punya pengalaman seks menarik yg ingin aku ceritakan. Waktu itu bulan juni-juli 2002 adalah saat liburan kuliah akupun yg selama kuliah indekost di kota S akhirnya pulang liburan di kota kelahiranku sekaligus kota kediaman kedua orang tuaku yaitu kota J. Oh ya aku adalah anak tunggal sebuah keluarga berada Ayahku seorang pengusaha sibuk sedangkan ibuku juga seorang wanita karier yg sibuk. Waktu pulang itu ternyata di rumahku ada seorang pembantu baru, namanya Lastri usianya 18 th ia rupanya mengantikan posisi pembantu sebelumnya yaitu mbok ijah 40 th yang diberhentikan oleh ibuku gara-gara kerjanya yg tidak benar. Lastri adalah gadis dari kampung, Ia hanya lulusan SD dan kerja menjadi pembantu di Kota untuk mencari nafkah dan membantu ekonomi keluarganya di kampung. Awalnya aku tidak terlalu memperdulikannya namun lama-lama aku perhatikan kalau Lastri lumayan cantik dan manis, kulitnya cukup bersih meski tidak semulus gadis-gadis cantik mahasiswi di kampusku. Tinggi lastri kira-kira 1,65 m, rambut lurus hitam hingga ke punggung, bodynya lumayan dan yang paling aku suka adalah ukuran buah dadanya yg kuperhatikan lumayan besar dan montok. Karena mulai sering memperhatikannya dan mulai tertarik denganya aku yang sudah terbiasa dengan gaya hidup free seks dengan pacar-pacarku sebelumnya jadi punya rencana untuk bisa meniduri pembantuku itu. Dan hari itu rencanaku akhirnya kesampaian juga. Hari itu kedua ortuku keluar kota mengurusi bisnis mereka masing-masing. Artinya saat itu rumah dalam keadan sepi karena hanya ada aku dan lastri yang ada di rumah. Siang itu setelah membuatkan aku minuman juss buah, aku mengajak ngobrol Lastri diruang keluarga, kebetulan saat itu pekerjaan lastri sudah tidak ada. Kami ngobrol sambil duduk melihat TV di atas hamparan karpet yg empuk. Aku menanyainya banyak hal mulai dari keadaan keluarganya di kampung dan lain sebagainya. Sambil ngobrol, aku yang sudah pengalaman menaklukkan hati cewek-cewek sejak SMU, terus menatap mata Lastri sewaktu ngobrol dan sesekali memuji kecantikan Lastri dan berkata mengapa gadis secantik dia mau menjadi pembantu. Lama-lama lastri mulai masuk dalam perangkapku, Ia tersipu malu saat aku puji dan salah tingkah bila aku menatap tajam matanya. Aku berhasil mengakrabkan diri dengannya dan obrolan mengalir lancar lastri tidak sungkan lagi dan bisa aku ajak bercanda. Akupun mulai mengajaknya ngobrol soal pacar, menanyakan apakah ia pernah punya pacar atau apakah dia punya pacar di kampungnya. Saat dia berkata kalau di pernah sekali pacaran dan putus gara-gara pacarnya pergi ke malaysia sebagai TKI, aku menanyakan apa dia pernah ciuman dengan pacarnya itu apa belum. Dengan malu-malu dia mengaku pernah tapi cuma sekali dan itupun cuma cium pipi. Lalu dengan kepercayaan diri yang tinggi aku mengeser dudukku hingga lebih dekat dengannya. Aku terus menatapnya dan kulihat Lastri salah tingkah. Lalu aku meraih dan menarik dagunya dan kudekatkan bibirku kebibirnya sambil membisikkan pujian tentang kecantikannya. saat itu seharusnya Lastri menyadari gelagat bahwa aku hendak menciumnya tapi dia diam saja membiarkan aku melakukannya. Akhirnya aku berhasil mengecup lembut bibir ranum pembantuku yg muda dan cantik itu. lastri diam saja tidak bereaksi saat aku mulai menggulum bibirnya. Namun saat tanganku mulai menjamah tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya dia mulai mulai berusaha menepisnya. "Jangan Mas Ryan.." katanya sambil berusaha meneepis tanganku yang mulai nakal menjamah dadanya. "Ayolah lastri, Ijinkan aku melakukannya aku sangat menyukaimu. bukankan kau juga suka padaku" bisikku sambil berusaha mencoba menciumi lehernya. "Mas Ryan jangan mas, nanti ketahuan nyonya saya bisa di pecat" katanya sambil mencoba mendorongku tapi tidak dengan sepenuh hati. "Kamu tidak perlu takut, Ibuku pergi keluar kota dan baru pulang besok sedang Ayahku juga, Ayolah Lastri ini kesempatan kita" rayuku sambil terus berusaha mendaratkan ciumanku ke lehernya. Akhirnya lastri terbui rayuan dan ajakkanku. Aku memeluknya erat dan kulumat bibir ramunnya. Lastri yang semula pasif akhirnya mulai bereaksi membalas lumatan bibirku. puas melumat bibirnya ciumanku kualihkan ke lehernya dan terus turun. Dengan cekatan aku membuka bajunya dan BH-nya juga aku lepas. Kini bibir dan lidahku mulai bermain di dadanya. Hmm Payudara lastri ternyata benar-benar indah dan montok ukuran BH-nya kuperkirakan 36B dan punting susunya yang merah kecoklatan langsung aku lumat dan sesekali aku mainkan dengan lidahku yang basah. Lastri melenguh dan mengelinjang. Birahinya berhasil aku rangsang dan kini ia benar-benar ada dalam penguasaanku. Tubuhnya lalu aku rebahkan diatas hamparan karpet hingga aku makin leluasa menikmati gunung kembar di dadanya. Tangan kananku tidak tinggal diam menyimkap roknya dan mengerayangi paha mulusnya hingga hingaplah di selangkangannya yg masih terbungkus celana dalam. Aku juga mulai melucuti pakaianku sendiri dengan tangan kiriku. Saat itu aku tidak mau mengulur-ulur waktu, aku langsung menarik celana dalamnya sementara roknya tidak aku lucuti hanya aku singkap keatas. saat itu akupun sudah telanjang bulat dan torpedo kebanggaanku sudah siap mendongak dengan gagahnya. Aku segra mengambil posisi diatas tubuh lastri yang telah aku telentangkan dengan kedua telapak kaiknya bertumpu di lantai karpet. Aku membimbing kepala penisku dan mengarahkannya ke liang surga milik Lastri. "Mas saya takut..." rintih lastri saat kepala torpedoku telah ku tempelkan di bibir kewanitaanya yang berbulu halus itu. "Ngak usah takut ngak sakit kok " bisikku mesra sambil mengecupnya. Selanjutnya aku mulai mendorong pelorku agar memasuki liang kewanitaan lastri yang masih liat dan kencang. Kulihat Lastri mengigit bibirnya sambil mengerang. Setelah bersusah payah akhirnya torpedoku berhasil menerobos masuk liang surga lastri. saat itu rasanya nikmat sekali lalu aku mulai menarik dan mendorong kejantannanku menjelajahi memeknya lastri. Lastri mengelinjang, mengerang dan sesekali merintih kesakitan. Aku telah memerawaninya aku lihat ada percikan darah membasahi batang torpedoku dan di sekitar liang kewanitaannya. "Ohhh...aduh mas ryan sakit oh.. sakit mas" rintih lastri saat aku makin bersemangat mengoyang pantatku maju mundur. Aku tahu kalau torpedoku yang ukuranya lumayan besar itu telah menyakiti kewanitaan lastri yang masih kencang dan sempit itu. "Tidak apa-apa nanti juga hilang sakitnya" bisikku sambil merem melek menikmati memeknya lastri yang serasa memijit dan meremas batang kejantananku. Sementara lastri merus merintih dan mengerang, Ia mengeleng kekanan dan ke kiri. Makin lama gerakan torpedoku makin lancar maju mundur menjelajahi liang surga lastri. Sementara rintihan Lastri mulai berubah menjadi lenguhan dan desahan, tanda kalau Dia mulai merasakan kenikmatan. Lastri terus mengerang, Ia mengoyangkan pinggulnya menyambut sodokan torpedoku yang terus menghunjam kewanitaanya. Kami sama-sama berpacu mengumbah birahi yg semakin membuncah. Beberapa saat kemudian desahan dan erangan Lastri semakin menjadi-jadi, tubuhnya mengelinjang dan bergetar hebat lalu mengejang. Saat itu aku merasakan liang vaginanya jadi makin basah. Rupanya Lastri telah mencapai puncak. Karena Lastri sudah orgasme Aku lalu menghentikan permainan. Ku cabut torpedoku dari liang kewanitaannya. Lalu aku memintaanya untuk melakukan oral seks. Awalnya Ia tidak tahu apa itu oral Seks. Setelah aku jelaskan barulah Dia tahu. Kemudian aku duduk di sofa sementara Lastri duduk dilantai dan berada tepat di depan selangkanganku. Rudalku yang masih gagah di pegangnya. Awalnya ia ragu-ragu untuk mengoral rudalku. Akhirnya ia mau juga dan mulai menciumi pelorku dan akhirnya menjilatinya. Ahhh..rasanya nikmat sekali. Selanjutnya lastri memasukkan batang kemaluanku yg besar dan melengkung itu kedalam mulutnya. Ohh...kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. namun karena dia Ini adalah pengalaman pertamanya giginya beberapa kali mengenai kepala penisku. "Aduh Lastri.., jangan kena gigi dong..nanti lecet" Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku, melingkar kekiri dan kekanan. Aku mengerang dan kujambak rambutnya. Kemudian Ia mengocok Pelorku dengan mulutnya hingga kemaluanku maju mundur dalam mulutnya. Tak berapa lama aku merasakan kalau rudalku terasa berdenyut-denyut dan makin menegang. Lastri kuminta mengocok pelorku lebih cepat. Aku mengelinjang, mengerang dan tubuhku seperti mengejang. Akhirnya air mani muncrat di dalam mulutnya hingga Lastri hampir tersedak. Air maniku yang lumayan banyak tumpah dari mulutnya dan sebagian membasahi wajahnya. "Mas Ryan kok di tumpahin di mulut Lastri maninya" tanya lastri setelah nyaris tersedak. "maaf lastri, habis aku ngak tahan lagi sih" kataku. Lastri lalu menjilati dan mengulum torpedoku yang berangsur-angur mengecil. Sementara aku membersihkan mani di wajahnya. Lastri lalu kucium mesra sebagai tanda terima kasih karena ia telah memuaskanku waktu itu. Setelah istirahat sebentar aku mengajak Lastri kekamarku dan kami mengulanginya lagi. Kami kembali bercinta berulang kali sampai puas hingga kami sama-sama terkapar karena kehabisan tenaga.
TAMAT
Nikmatnya m*m*k Tante Nita

Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat. Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah "hunting" yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama. Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran. Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita... "Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?", tanya Tante Nita suatu hari. "Enggak tante... " "Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?" "Oh, bisa tante... " Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah. "Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana... " "Yach, sabar aja tante... itu semua khan demi tante dan anak-anak juga," kataku mencoba menghibur. "Ah... Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om." Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut, "Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki... tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli." Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum. Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. "Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir... kamu bisa tolong pijitin tante khan?" katanya sambil menutup pintu mobil. "Iya... sedikit-sedikit bisa tante," kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias. "Doni sayang... tolong ambilkan handuk dong... " nada suara Tante Nita mulai manja. Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya. "Nah, sekarang kamu pijitin tante ya... ini pakai body-lotion... " katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya. "Tante, bagian mana yang sakit... " tanyaku berlagak polos. "Semuanya sayang... semuanya... dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho... nanti Doni pijit ya... " kata Tante Nita sambil tersenyum nakal. Aku terus memijit punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat... dan yang paling penting ikuti saja naluri... "Tante sayang... , tali BH-nya boleh kubuka?" kataku sambil mengelus pundaknya. Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya... ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa... Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita. Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun... sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku. "Mmhh... Doni... kamu nakal ya... " katanya. "Tapi tante suka khan... ?" "Mmhh... terusin Don... terusin... tante suka sekali." Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita. Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini. "Tante seksi sekali... " kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah. "Ah... bisa aja kamu merayu tante... kamu juga seksi lho Don... lihat tuh burungmu sudah siap tempur... ayo jangan bengong gitu... terusin pijat seluruh badan tante... ," kata Tante Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas. Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku. Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. "Mmhhh... aahhh" desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya. "Aduuh... Donii... enak sekali sayang... iya sayang... yang itu enak... emmhh ... terus sayang... pelan-pelan sayang... iya... gitu sayang... terus... aduuh... aahh... mmhh... " katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku. "Doni... Tante mau keluaar... aah... uuh... aahh... oooh... adduuh... sayaaang... Doniiii... terus jilat itu Don... teruus... aduuuh... aduuuh... tante keluaaar... " bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan. "Doni... enak banget... sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini... " katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku. "Doni sayang... sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya... " katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow... nikmat sekali rasanya... tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali... "Tante... Doni pengen masukin ke punya tante... " kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya. "Terserah Doni sayang... keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante... tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini... " Perlahan kurebahkan Tante Nita disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu... Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, "Doni sayang... masukin punyamu sekarang, tante udah siap... " Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum... "Ini pengalaman pertama ya Don... " "Iya tante... " jawabku malu-malu. "Tenang aja... nggak usah buru-buru... tante bantu... " katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan... masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah... sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah... nikmatnya. "Aaahh... Donii... eemh... " Tante Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya... Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar... Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa... maklumlah ini pengalaman pertamaku... kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme. "Tante... Doni sudah hampir keluar... aaah... uuh... " kataku berusaha keras menahan diri. "Terusin aja Don... kita barengan yaa... tante juga udah mau keluar... aahh... Doni... tusuk yang kuat Don... tusuk sampai ujung sayang... mmhh... " Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya. "Aduuh... Doni udah nggak tahan lagi... " aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua. "Ayoo Don... tante juga mau... ahhhh... ahhh kamu ganas sekali... aaaahhh... Doniii... sekarang Don... keluarin sekarang Don... tante udah nggak tahan... mmmhhh". Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku. Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat... "Tante... aaaa... aaaagh... Doni keluaaaar... aagh... " aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak orgasmenya, "Doniii... aduuuh... tante jugaa... aaaah... I'm cumming honey... aaaahh... aah... " Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa... aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita. Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku, "Gimana sayang... enak?" katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya. "Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali "making-love". Soalnya waktu "fore-play" tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don... ?" Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat. "Sudah siap lagi sayang... ? Sekarang tante mau di atas ya... ?" katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat. "Aahh... Doni... penismu sampai ke ujung... uuh... mmhh... aahhh" katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah. Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya... seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol... "Doni... tante sudah mau keluar lagi... aaah... mmmhh... uuuughhh... " "Ayoo tante... Doni juga udah nggak tahan... " Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan... Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar... Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya. Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang "horny" dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Nita yang "horny", dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta. Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita. Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah. "Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang... " katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu. Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat "horny", tanpa banyak basa-basi dan "foreplay" lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita. Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.
TAMAT..

Novy

Pada suatu kesempatan akhirnya novy menelfon si andi tersebut.?haloo andi? ?iya bener ini saya sendiri??ini aku novy di? ?oh km to nov,ada apa? ?gimana ya aku bilang kekamu?? ?ada apa toh nov,siapa tau aku bisa bantu?? ?gini di ya,aku jujur ya,boleh gak aku pinjem uang untuk bayar uang sekolah?? ?oo,masalah itu toh,bisa aja,kamu butuh uang berapa? ?aku butuh 4 juta di,kamu bisa bantu gak? andi mikir lumayan lama ? bisa aja sih nov,tapi kamu ada jaminan apa,agar aku percaya kamu bisa balikin uang aku itu?? lalu novy membalas ?itu dia di yang aku bingung aku gak punya jaminan apa apa,kan kamu tau aku dari keluarga yang gak punya? ?waduh kal kamu gak ada jaminan,gimana aku bisa kasih pinjam uangnya kekamu,nanti kal kamu kabur gimana?? ?yaaaa,gimana dong di,tolongin aku dong di?? lalu si andi berfikir lagi agak lama ?ok nov,kal misalnya aku minta kamu jadi sex salve ku gimana,selama 4 bulan,jadi kamu gak usah aku pinjemin duit jadi,4 juta itu aku pake buat sewa kamu jadi sex slave ku?? kebetulan si andi ini suka sekali dengan budak wanita,lalu si novy berfikir lama ?ok,tapi tugasku apa aja di selama aku jadi sex slave kamu?? ?ya simpel aja kok novy,kamu harus nurutin semua perintah yang aku berikan kekamu dan kamu gak boleh menolak semua perintah aku itu,gimana??lalu novy bilang ?ok deh di,aku mau asal aku bisa ikut ujian? ?ok kita deal ya,sebagai bukti kal kamu memang mau jadi sex slave ku,besok aku pengen kamu kesekolah jangan pake cd dan bh,lalu pas pulang sekolah aku ingin kamu tunggu aku di gedung belakang sekolah? ?ok deh di aku turuti semua permintaan kamu itu,tapi besok kamu bawa uangnya ya? ?ok beres deh nov?ok deh kal gitu bye ya? ok bye sampai ketemu besok di sekolah?Akhirnya sesuai dengan kesepakatan besoknya novy kesekolah gak pake cd dan bh,lalu setelah pulang sekolah dia menunggu andi di gedung belakang sekolah,setelah menunggu berapa saat akhirnya si andi dateng sendirian.?hai nov,??hai dy? ?gimana sesuai janji kamu,kamu kesekolah gk pake cd dan bh kan?? setelah andy berkata begitu si novy hendak membuka dua kancingnya biar si andy dapat melihat apakah dia memakai bh atau tidak akan tetapi tiba tiba andy bil ?tunggu dulu novy,aku gak mau kamu hanya membuka kancing baju dan mengangkat kaos dalem kamu lalu kamu akan mengangkat rok kamu? tiba-tiba novy kaget kok si andy tau apa yang bakal dia lakukan dalam pikirnya ?lalu aku harus gimana di biar aku puas membuktikan kal aku gak pake bh dan cd kesekolahan?, apa kamu mau aku bugil disini untuk membuktikannya?? ?yup itu yang aku mau? lalu ?tapi dy aku malu nanti kal ada orang liat gimana???ya itu resiko kamu,kamu mau uangnya gak? Kan kemarin kita udah sepakat kal kamu mau jadi sex slaveku kamu harus mau turuti semua permintaanku!? lalu novy berfikir lama dan akhirnya si novy bersedia bugil di sekolah,setelah si novy bugil si andy meraba raba tubuh si novy dan dia mengeluarkan penisnya dan dia berkata ?novy sekarang aku pengen kamu oral aku? akhirnya walaupun dia masih perawan dan belum pernah melakukan oral karen terpaksa akhirnya dilakasanakan perintahnya si andy,setelah si novy mengoral dan meminum spermanya atas perintah andy,akhirnya si novi memakai bajunya lagi dan andy berkata ?ok kamu sudah menuruti perintahku,sekarang akan kuberikan uang yang telah aku janjikan tersebut dan aku harap kamu mau mendatangani surat perjanjian ini? setelah itu si novy membaca surat perjanjian yang di berikan andi kepada dirinya,yang isi dari surat perjanjian tersebut yang isinya kurang lebih, bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini novy,bersedia menjadi sex slave saudara andi selama 4 bulan dan saya akan seratus persen memenuhi semua keingin atau perintah yang di berikan oleh tuan saya yang bernama andi,dan saya tidak boleh menolak perintahnya walaupun perintah itu bersifat yang dapat memalukan diri saya sendiri.dan saya sepenuhnya memenuhi semua isi perjanjian ini, setalah novy membaca surat perjanjian tersebut si novy menandatangi surat tersebut.?ok di aku tanda tangan ya? setelah novy mendatangi surat tersebut si andi memberikan uang 4 juta tersebut kepada si novy.? ok sekarang kamu resmi menjadi budakku,oh ya selama kamu menjadi sex slave kamu harus memanggilku tuan dan aku boleh memanggil kamu apa aja? ?ok?kata si novy.?ya sudah sekarang aku akan mengantar kamu pulang tapi aku mau selama di dalam mobil kamu gak usah pake rok kamu dan di dalam mobil kamu harus duduk dengan posisi paha terbuka? ?baik tuan saya akan turuti permintaan tuan? setelah itu mereka berjalan ke arah parkiran mobil. Setelah itu mereka masuk kedalam mobil lalu si andi menyalakan mesin mobilnya dan si novy melepas roknya,setelah roknya di lepas andi bicara sama novy ?novy itu rok kamu, kamu taruh aja di dalam lemari dasbord mobil? ?ok deh di? setelah itu andi menjalankan mobilnya menuju kerumah novy,selama di dalam perjalanan novy berbincang bincang dengan si andi dengan posisi kaki si novy terbuka,jadi dengan mudah si andi dapat memegang vagina si novy itu yang ditumbuhi oleh bulu ? bulu yang halus. ?nov kamu tinggal dirumah sama siapa aja?? ?aku tinggal dirumah sama ortu dan adek perempuanku yang kecil? ?ooo,oh ya nov kal kapan-kapan kamu aku ajak pergi nginep diijinan gak kamu sama ortu kamu?? ?ooo,bisa aja kok,itu sih masalah gampang,emangnya kamu mau ajak aku kemana?? ?aku mau ajak kamu nginep di villa ku di carita? ?ooo,kapan kamu mau ajak aku kesana? ?mungkin besok sabtu.gimana? ?ok kal gitu, aku bisa kok? setelah itu akhirnya mereka sampai di depan gang rumah novy,?di aku turun disini aja soalnya gangku gak muat mobil kamu ini? ?ok sampai ketemu besok ya,? lalu novy memakai lagi roknya dan turun dari mobil tersebut.Singkat cerita pada hari jumat malam si andi menelfon kerumah novy,?hai bisa bicara dengan novy?? ?iya ini saya sendiri,ini siapa ya?? ?ini gue tuan loee? ?ooo tuan, ada apa tua menelfon saya?? ?gini novy besok setelah pulang sekolah,aku pengen ajak kamu nginep ke carita,seperti yang pernah aku janjiin kekamu? ?oo,ya sudah nanti biar aku ijin sama ortuku? ?oh ya nov buat besok nginep ke carita kamu cukup bawa baju salin sepasang aja ya,dan inget kamu gak usah pake daleman? ?ok deh tuan,perintah novy laksanakan?Keesokan harinya setelah pulang sekolah novy menunggu andi di parkiran mobil,setelah itu and dateng dan mereka masuk kedalam mobil,didalem mobil dia menyuruh novy untuk membuka semua bajunya dan selama perjalanan dia tidak boleh memakai baju,setelah novy bugil ,baju seragam dan tasnya si novy di taruh di kursi belakang,setelah si novy bugil, baru si andi menjalankan mobilnya tersebut. Lalu di dalam mobil si novy bicara ?di nanti disana kita ngapain aja?? ?oo,disana nanti aku akan mengetes apakah kamu benar ? benar bisa menjadi budakku yang baik,dan tugas kamu itu masih rahasia,nanti setelah sampai disana kamu baru aku kasih tau? ?baik tuan? selama perjalanan terkadang orang yang berada di mobil sebelah atau penjaga tol dapat dengan mudah melihat tubuh bugil si novy,akan tetapi si novy tidak boleh menutupi tubuhnya oleh si andy,yang pada akhirnya membuat novy menjadi seorang wanita eksebison,dan novy sudah meras cuek kalau orang lain dapat melihat tubuh bugilnya dan dia sudah tidak memiliki rasa malu lagi.Akhirnya mereka sampai juga di villa si andi di anyer dan pas turun dari mobil si andi dan novy di sambut oleh penjaga villa,akan tetapi si penjaga tidak aneh pas melihat novy bugil,soalnya dia tau kesukaan juragannya kal di temani wanita di villa ini pas ti si wanita itu pasti bugil dan tidak pernah pake baju sehelai pun,lalu si penjaga berkata ?tuan ini budak baru lagi?? ?iya ini budakku kenal kan namanya novy? ?oo,saya parman penjaga villa disini? sambil di memberikan tangannya untuk berjabatan dengan si novy ?lalu si novy membalas jabatan tangan itu dan si novy tidak sungkan atau malu pas bersalaman dengan si parman ?parman nanti setelah ini kamu pulang aja,kal aku butuh apa-apa nanti kamu saya hubungi aja ya? ?baik tuan kal begitu saya permisi dulu? akhirnya si parman pulang dan di villa itu tinggal andi dengan si novy.Setelah itu mereka masuk kedalam villa itu,dan andi emlihat sekelilingnya kal kondisi rumah itu sangat bersih dan baik,dia befikir kal mang parman melakukan tugasnya dengan baik dan dia juga merasa tidak kecewa kal dia dapat di jadikan tangan kananya,soalnya mang parman selalu merahasiakan kejadian kal andi suka membawa budak wanitany ke villa itu,jadi orang tua nadi pun tidak pernah tau,walaupun orangtuannya si andi kurang memeperhatikan si andi karen mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak pernah memberikan perhatian kepada andi.?nov selama mang parman gak ada,sekarang kamu yang jadi pembantu dirumah ini,jadi untuk urusan memasak,mencuci dan bersih bersih kamu yang kerjain ya? ?baik tuan? ?sekarang aku ingin kamu bersihkan kamarku,kamu pasang seprai di kasurku? ?baik tuan,ee,kamarnya di mana tuan?? ?itu kamu naik kelantai dua lalu kamu belok kanan,itu kamarku,cepat sana? ?baik tuan? setelah itu novy pergi kekamar andi untuk rapi-rapi lalu si andi jalan-jalan diperkarangan belakang villanya, lalu dia mengambil hpnya dan menelfon kawannya yang benama toto. ?hai to ini gue andi? ?ooo,ada apa di?? ?kamu nanti sore bisa main ke villa ku yang di carita gak?? ?emangnya ada apa di?? ?mmm,kamu tau si novy kan?? ?ya jelas tau lah,dia kan termasuk cewek yang paling cantik di sekolah,emangnya ada di? ?enggak gini,aku mau nawarin kamu,kamu mau gak pengen ngerasain tubuhnya si novy itu?? ?aaaa,gak salah denger nih gue?? ?enggak?? ?kok bisa,apa nanti si novy gak marah,jangan-jangan kamu mau aku suruh perkosa dia?? ?ya enggak lah,ceritanya begini ya,awalnya si novy itu pengen pinjem uang sama aku sebesar 4 juta,lalu aku tanya kamu ada jaminan gak?,lalu di bil gak ada,lalu aku tawarin kamu mau gak jadi sex slave ku selama 4 bulan lalu kamu aku bayar 4 juta,jadi kamu gak usah pinjem,eh gak disangka dia setuju? ?ooo,begitu toh ceritanya,ok gak masalah nanti aku kesana,aku kesananya sendiri aja or sama anak-anak?? ?kamu kesininya sama si dimas dan si bambang aja? ?ok deh di sampai ketemu disana ya? ?ok? setelah itu si andi masuk dan naik kekamarnya si novy,lalu di melihat hasil pekerjaannya si novy,?ok bagus juga kerjaan kamu? ?makasih tuan? ?oh ya sekarang aku pengen kamu bikinin aku minuman es sirup,lalu kamu bawa kekamar ini? ?baik tuan? ?oh ya novy nanti temenku si toto,dimas dan bambang mau kesini,jadi nanti kamu tolong beresin kamar tamunya sekalian ya? ?baik tuan,jadi sekarang saya bikin minum dulu or beresin kamar tuan?? ?ah dasar bodoh loee,ya perek bego,kan aku udah bilang bikinin aku minum dulu baru kamu beresin kamar tamunya? ?oo,maaf tuan,akan saya lakasanakan tuan? gsk berapa lama si novy dateng membawa minuman dan setelah itu memberesin kamar tamu setelah beberapa saat semua tugasnya telah selesai ?udah selesai tuan tugasnya,apa lagi yang harus saya kerjakan? ?ya sudah kal gitu sini kamu duduk di bawah ku dan temani aku nonton tv? ?baik tuan? ?oh ya novy aku pengen kamu jongkok dengan kaki kamu kamu buka lebar? ?iya tuan? Setelah itu novy duduk jongkok dengan kaki melebar, dan bagian memeknya si novy diremas-remas oleh si andi termasuk bagian klitorisnya si novy dan membuat si novya menggelinjang sambil merengah karena terangsang. kemudian ai novy disuruh mengisap kontol si andi, lalu si andy memegang kepalanya si novy kemudian mendorong mulutnya kearah kontolnya si andy. Mulutnya novy sampai kepangkal penisnya.si novy tersedak karena kaget atas perlakuannya. Novy mengulum penisnya maju mundur depan belakang. "Awas, jangan sampai tergigit ya, nanti aku pukul pantat kamu pake sapu"kata si andy. ?baik tuan? kata si novy setelah si andi puas dengan oralannya si novy lalu dia melapaskan pakaiannya juga sampai bugil lalu si andi dan si novy telah telanjang bulat.Lalu tangan si andy meremas-remas teteknya si novy, dan tangannya siandy mulai merayapi jembutnya si novy. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonoknya. "Ah..sakit, pelan-pelan, tuan.."teriak si novy ketika jari itu memasuki nonoknya. Si andi agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluannya tak lama kemudian nonoknya novy basah . setelah andy merasa kalau nonoknya si novy sudah basah si andy menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonoknya dan si novy pasrah, dimasukkan kontolnya ternyata meleset, siandy melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonoknya si novy, ketika kepala kontolnyanya masuk ke nonoknya novy, si novy berteriak"Aduuh sakit tuan,tolong pelan-pelan dong " si andy menjawab ?diam kamu pelacur,ikuti saja kemauan ku.kemudian si andy melesakkan kontolnya ke nonoknya si novy.pelan- pelan si novy merasakan sesak nonoknya ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya lalu si andy menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku ."Ahhh perih tuan "kata si novy. Untuk yang satu ini si andy tidak terlalu memaksakan kehendaknya lalu dia diam sebentar memberikan waktu kepada si novy untuk menenangkan diri. Setelah itu si andy mulai mengocok kontolnya di nonoknya si novy. Akan tetapi di nonoknya si novy masih terasa perih akan tetapi kocokkannya si andy semakin kencang, setelah beberapa lama akhirnya rasa perih itu sudah tidak dirasakan lagi, yang ada hanya rasa nikmat yang dirasakan si novy, "Terus tuan Terus ahhhh ah .enak ."kata si novy. Setelah itu si novy merasakan ada sesuatu yang ingin keluardari nonoknya akan tetapi sinovy tidak tau entah apa yang akan keluar,karena itu si andy berkata kepada si novy "Keluarkan saja budak jika memang kamu mau keluar ."kata andy. "Ahh iya tuan aku mau keluar .."tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonoknya si novy .Akan si andy terus mengocok kontolnya,dan sia andy berkata "Satu nol, budakku"kata andy sambil tersenyum. Lalu si andy mencopot kontolnya dan berkata "hey budak aku ingin kamu berposisi doggy style " setelah si novy berposisi seperti anjing. Si andy menusukan kontolnya lagi dan badannya si novy terguncang-guncang dengan keras.Si novy sudah hampir tiga kali keluar sedangkan si andy belum mau berhenti dan dia terus mengocok kontolnya di memeknya si novy. Sudah hampir ? jam si novy dientot sama andy, tapi tampaknya andy belum menunjukkan akan selesai. Lalu andy mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang ada di meja dekat tv lalu andy mulai mengolesi lubang pantat novy dengan baby oil. Tak lama kemudian, kontol andy yang masih keras itu diarahkan ke pantat novy lalu meleset dan dicoba lagi kepala kontol andy tampak mulai merayapi lubang pantat novy "Aduuuh sakit tuan "kata novy ketika kontol itu mulai masuk pantat novy. "Diem aja sih loe,jagan banyak komentar nanti juga enggak sakit "jawab andy sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantat novy "Aduuuhh sakiiiitt "kata si novy lagi. "Andy mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantat si novy . Dan si novy merasa perih di pantatnya .Si novy diam saja. Dia berfikir ternyata sakit kalo disodomi .andy mulai mengocok kontolnya di pantat novy . "Pelan-pelan, tuan saya masih merasa sakit "pinta novy pada andy. Akan tetapi siandy tidak menghiraukan perkataan si novy dan di terus saja mengocok kontolnya di dalam lobang pantatnya si novy,lalu si novy merasa lemes karena baru pertama kali ini novy merasakan di entot di lobang nonoknya dan pantatnya,setelah sekitar 10 menit si novy tidak merasakan sakit lagi di lobang pantatnya,lalu si andy mengalami oragasme sebelum air maninya keluar di bubur menyemprotkan air maninya di mulutnya si novy dan setelah itu dia menyuruh novy untuk menjilat smapai bersih kontolnya sindy,setelah bersih lalu si novy merasa lemas sekali.Dan si andy memberikan waktu untuk si novy untuk istirahat dan setelah itu si novy ketiduran,disaat si novy ketiduran di mengabil foto digitalnya dan memfoto tubuh bugilnya si novy,setelah merasa puas memfoto tubuh bugilnya si andi membopong si novy kekamarnya dan menindurkannya di kasur,lalu si andy ganti baju dan turun untuk menonton hasil foto tersebut di komputernya. Tak terasa sudah 3 jam berlalu dan tiba-tiba siandy dikaget kan oleh suara telfon hpnya dan ternyata itu tekfon dari si toto.?hai toto kamu sudah sampai mana?? ?aku masih dijalan tapi sekitar 1/2jam lagi aku sampai tempat kamu,ini kita lagi terjebak macet? ?oo,ya sudah aku tunggu kalian? ?ok? setelah si andy selesai menerima telfon dari si toto, si andy naik kekamarnya untuk melihat keadaan si novy,ternyata si novy telah bangun dan dia berkata kepada si novy ?hei bangun kamu budak ,sudah cukup waktu istirahat kamu,sekarang aku pengen kam bersih kan badan kamu? ?baik tuan ? ?oh iya sebentar lagi si toto dan kawan-kawan mau datang? ?oh ya tuan kal si toto dan teman-temanya dateng saya pake baju apa? Sedangkan baju saya tuan pegang? ?kan aku udah bilang sama kamu kal kamu selama di villa ini tidak boleh pake baju? ?tapi tuan kan kal si toto kan kenal sama novy,dan novy takut kal mereka menggap aku cewek murahan?? ?biarrin aja kan kamu sudah setuju untuk menjadi budakku dan kamu tidak boleh menolak semua perintah aku!!? ?tapi? ?sudah tidak ada tapi tapian kamu harus turutin perintahku? ?baik tuan? akhirnya dengan berat hati novy menurutinya dan dia pergi mandi.Beberapa saat kemudian ada suara klakson mobil dari depan pagar lalu siandy menyuruh si novy untuk keluar dan membuka pintu gerbangnya,untuk saat itu kondisi sudah soe dan tidak ada orang yang lalu lalang di depan villa si andy,akan tetapi tetap saja si toto dan kawan-kawannya kaget melihat novy membuka pintu sambil bugil,setelah mobil itu masuk kegarasi, mereka disambut oleh si andy,?haiii gimana perjalannanya? toto membalas ?lumayan kejebak mancet sih,karen sekarng kan malem minggu,tapi untuk mencoba tubuh si novy sih ya gpp deh korban dikit? lalu andy memepersilahkan mereka masuk dan menyuruh si novy untuk memepersiapkan makan malam dan minuman untuk mereka,setelah mereka duduk di ruang tamu dan si novy pergi kedapur untuk menyiapkan minuman, si dimas bicara ?andy kok si novy itu bisa jadi penurut banget sih sama kamu,lalu kamu apa gak kasian di agak dikasih baju,nanti kal dia masuk angin gimana?? nadi menjawab?kal masalah novy jadi penurut pasti si toto udah cerita kekalian kan,kalau masalah dia masuk angin,ya itu resikonya,tapi kan gampang, sekarang kan ada obat antangin jrg,wes ewes bablas anginne? lalu mereka berempat ketawa.Taklama kemudian novy dateng dengan membawa minuman dan snack,toto,dimas dan bambang,merasa ngiler dengan melihat bodi gitarnya si novy,akan tetapi karen mereka menghormati si andy,mereka masih bisa menahan nafsu mereka untuk mencicipi tubuh si novy,setelah si novy meletakkan minuman dan sancknya,andy berkata ?novy sekarang kamu masak lah untuk makan malam kita di kulkaskan sudah ada bahan untuk dimasak? ?baik tuan,tapi tuan pengen saya masak apa?? ?terserah kamu aja deh? ?baik tuan?Akhirnya sambil menunggu novy selesai memasak ,mereka berempat cerita ngalor kidul dan sambil nonton tv,lalu si bambang tanya sama andy ?eh dy nanti kita boleh ngapain si novy?? ?oo,untuk masalah itu gampang,kalian boleh aja kek ngapain si novy,mau mintal oral,ml or minta main anal bisa aja kok,gampanglah soal itu,udah aku urus? kata si andy ?ok deh bos? kata si bambang,tak berapa lama kemudian si novy dateng keruang tamu dan bilang kal makanannya sudah siap,?ok guys ayo kita makan dulu,sebelum kita lembur malem ini? di sambut dengan ketawa oleh ketiga temannya si andy tersebut.lalu di meja makan si novy juga ikut makan,walupun dia makan dengan tidak memakai baju.?novy nanti setelah makan malam ini selesai aku pengen kamu melayani ketiga temanku ini dan aku harap semua permintaan mereka,dan kamu tidak boleh menolak permintaan mereka ,dan kamu harus anggap mereka juga sebagai tuan kamu juga? ?baik tuan,saya akan melayani permintaan ketiga teman anda ini? perkataan yang baru diucapkan oleh si novy itu diterima dengan gembira oleh ketiga teman si andy,lalu si dimas bil ke novy ?novy kal nanti aku pengen mainin nonok kamu pake vibrator gpp kan?? ?gpp kok tuan dimas? ?ok bagus,kamu memang cocok jadi budak yang baik? setelah mereka selesai makan dan beristirahat sambil merekokok dan si novy memeberesi dapur.Akhirnya acara yang ditunggu oleh teman-temannya si andy datang juga,mereka akan merasakan or memakai tubuh sinovy diruang tamu dan si andy memegang handy cam dan ingin mengabadikan moment ini,dan mereka semua tidak merasa keberatan.Lalu si andy menyalakan hadycamnya dan ketiga kawannya melepaskan baju mereka sampai bugil ,tugas pertama untuk si novy, ialah si novy disuruh mereka untuk jongkok dengan kaki melebar, lalu kontol mereka sudah tegak berdiri. Dan si novy disuruh merangkak kearah mereka kemudian si novy disuruh mengisap kontol mereka satu-persatuToto yang pertama, memegang kepala si novy kemudian mendorong mulut novy kearah kontolnya.Hal ini diikuti oleh teman-temannya.?Eh novyAyo ngomong dong biar filmnya gak bisu"kata andy yang sedang merekam ."Ngomong pelacur"kata dimas sambil meremas-remas susu novy ."Ah, Arrghh, ya, ngak apa-apa mas "kata novy . "Ngomong yang porno dan merangsang dong"kata bambang sambil memukul pantatku yang menungging. "Aarrrgghh, masukin mas enak kok"kata novy."Terus mas, enak sekali"tambah si novy sambil memegang kontolnya."Ayo cepat aku gak kuat nih"kata toto."Ayo, bilang bahwa aku ganteng"kata bambang." Ayo!!"katanya lagi sambil mendorong kepalaku kepenisnya."Mas ganteng deh, kontolnya juga enak, terus Mas masukin"kata novy."Bagus,harus yang porno dan merangsang ya"tambah si andy dengan tertawa. Dimas yang novy rasa kontolnya lebih besar dari yang lain menyodokkan kontolnya kemulut si novy . "Aaarghh, pelan mas"kata novy sambil mengulum penisnya agak kesulitan karena terlalu besar. Novy terduduk lemas setelah mengulum semua kontol."Ayo kita apain lagi nih cewek, aku sudah mau keluar"kata dimas.Lalu mereka berundi untuk memasukkan kontol mereka ke lubang-lubang tubuh novy. Bambang tiduran kemudian novy men dorong kontolnya masuk ke nonoknya si novy . "Masuk ya sayang biar hangat"kata novy."Aarhhhghhh"sedikit mendesah karena keenakan. Dimas kebagian lubang pantatnya novy, dia sedikit mengalami kesulitan karena sempitnya lubang anusnya sedang kontolnya besar sekali,walau tadi sore lobang pantat si novy sudah di masukin sama si andy. "Aduh, pelan mas, aaarrgghhhh, sakit"kata novy. novy kesakitan sekali ketika dimas bisa memasukkan kontolnya.Sementara toto memasukkan kontolnya ke mulutku dengan kasar."Ayo pelacur,kulum nih, nikmati"katanya. Omongannya sudah tidak karuan.Sementara bambang kebagian susuku, dia mengulum kadang meremas-remas dengan kasar. Semuanya itu dilakukan bersama-sama membuat aku benar-benar kesakitan. Si novy tidak bisa berkata karena mulutnya sesak oleh kontol si toto."Ayo pelacur, goyang dong"kata toto."Enak sekali nih, arhhhhh terus"kata dimas.Akhirnya mereka menyemprotkan maninya ke nonok, pantat dan mulutnya. Sementara toto segera membalik tubuhku dan memasukkan kontolnya ke nonoknya."Maaf nov, ngak sengaja, ayo goyang dong"kata toto."Aaarrghhhh"novy menjerit karena orgasme."Wah, enak sekali di jepit nonok cewek cakep"kata toto."Ayo novy, genjot terus"katanya. Kemudian mereka menyuruh si novy menjilati kontol mereka masing-masing."Yang bersih ya, pelacur"kata toto.Novy merasa lemas sekali setelah menjilati kontol mereka."Jangan tidur dulu cewek, kami belum selesai"kata bambang.Toto membawa 2 dildo yang cukup besar. Dildo yang mereka bawa cukup bagus, bisa bergerak sendiri dengan menekan tombol penggeraknya. toto dan bambang memasukkan kedua dildo itu ke nonok dan pantatnya.Dildo yang cukup besar itu masuk semuanya ke nonok dan pantatnya. si novy menjerit kesakitan. Mereka menyuruh novy berjalan membungkuk sambil mengulum kontol mereka. Sementara dildo itu tetap menempel di nonok dan pantatnya, bergerak-gerak sendiri.Akhirnya mereka hanya memasang dildo di nonok nya . lalu yang berada di anusnya si novy di lepas . Lalu mereka membiarkan novy dalam keadaan dildo di nonok nya. Lalu mereka menyuruh si novy untuk mandi lagi karena tubuh novy sudah penuh dengan sperma,dan disaat novy mau pergi mandi dengan dildo di nonok nya si toto berkata ?novy mendingan dildonya aku lepas dulu dan kamu jangan mandi di kamar mandi, tapi kita akan mandiian kamu di halaman belakang? akhirnya novy menuruti permintaan itu, Kemudian mereka mengambil selang air dan menyemprot tubuh Novy dengan air dingin sambil menggosok-gosoknya untuk membersihkan tubuh dan wajah dari sperma kering yang menempel di tubuhnya. Disemprot air dingin seperti itu, Novy terkejut dan menggigil kedinginan. Dan memmbuat novy ingin buang air kecil ?mas aku pengen buang air kecil? lalu si andy berkata ?boleh aja kamu pengen buang air kecil,tapi kamu harus buang air kecilnya disini? lalu menyiram nonoknya si novy dengan selang, lalu si novy mengambil posisi jongkok dan mulai kencing, lalu bulu kemaluannya jadi tersisir rapi dibasahi oleh air selang yang kencang. Untung saja semua kejadian tadi sudah direkam oleh si andy.karen bagi mereka ini kesan pertama melihat seorang wanita kencing dilihat dengan mata kepala sendiriLalu setelah si novy selesai mandi si bambang tanya sama toto kita main apa lagi nih toto menjawab"tenang masih ada permainan lagi buat gadis tercantik disekolahan kita ini"kata toto. Lalu kemudian mereka menyetubuhi lagi si novy tapi secara satu persatu.Mereka menyodokkan kontol mereka masing-masing ke mulut, nonok dan anusnya si novy. Saat akan keluar maninya, segera mereka masukkan dalam sebuah gelas. Begitu seterusnya sampai empat orang dan jadi empat gelas,dan mereka menyetubuhi si novy sekitar 4 jam."Udah pernah minum air mani belum?"tanya bambang ."Enak lho"tambahnya lagi.?belum pernah mas?kata si novyKemudian mereka menyuruh si novy untuk meminum segelas air mani tersebut."Ayo bersuara jangan membisu"kata si andy."Arrrhhh, arrhhh, lezat"kata si novy sambil menghadap handycam dengan mengacungkan tanda jempol.Si novy meminum air mani dalam gelas tersebut sampai habis.Kemudian air mani pada gelas kedua dengan bantuan corong minyak dimasukkan pelan-pelan ke nonok si novy.Lalu gelas yang terakhir dioleskan keseluruh tubuh dan bahkan ke muka si novy,sekarng badan si novy penuh dengan air mani mereka.
TAMAT
Build your site
Pak Rt Ku Yang Nakal

Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku. Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk 'Nike' yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagi. Kubukakan pagar dan kupersilakan dia masuk. "Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya" senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah. "Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?" "Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya". Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya. "Minum Pak", tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin terlihat. Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku. "Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi" katanya. "Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?" godaku sambil mengurut-ngurut pahaku. Tanpa diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu. "Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat" Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku. "Pijatan Bapak enak ya Dik?" tanyanya. "Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!" aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat tubuh. Dia semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya. "Enngghh.. Pak!" desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian itu. Tubuhku makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku. "Aaww.. !" aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku. Melihat reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu. "Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga", rayunya Dia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya. "Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah" godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih wanita. Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras. "Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!" desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu. "Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik" katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69. Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Aku mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap padanya. Pak Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, "Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon". Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa. "Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit" katanya di HP. Tak lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku. "Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang" katanya sambil mencubit putingku. "Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan" kataku dengan tersenyum nakal. "Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih" seringainya. Lalu dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Pak Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha mulusku. Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku. "Sayang kalo dibuang, kan mubazir" ucapnya. Kembali lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya. "Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih". Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas cupangan. Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya. Dia menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih dalam. Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli. "Uuuhh.. Pak.. aakkhh.. !" aku kembali mencapai orgasme. Vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air. "Bapak udah mau.. Dik.. Citra.. !" desahnya dengan mempercepat kocokkannya. "Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur" aku berusaha ngomong walau suaraku sudah putus-putus. Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja terjadi. Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya. "Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus" pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum manis. Setelah berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan. "Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik" "Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang" kataku dalam hati. Akhirnya aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar 'medan laga' kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi.
TAMAT...